Sabtu, 06 Agustus 2011

Cerpen "IDOLAKU MUSUHKU"

IDOLAKU MUSUHKU


Segores sang surya menampakkan dirinya di arah timur dengan cerahnya. Melodi nyanyian burung-burung bersautan menimbulkan irama yang merdu didengar. Angin membelai rumput-rumput yang bersuka ria, menyambut datang nya pagi yang indah di hari ini. Dari kejauhan terlihat gadis manis berjalan menelusuri jalan menuju tempat ia belajar. Gadis itu bernama Vegis, dia tipe cewek periang, tapi kadang-kadang dia otoriter dan baik hati. Dia mempunyai rasa setia kawan yang tinggi terhadap 3 sahabatnya, yaitu Frina, Septa dan Delfi. Dia juga termasuk cewek yang mandiri karena dia tinggal dirumah sendirian, orang tuanya pindah ke luar kota dan dia tidak ikut demi persahabatannya.
Bel masuk sekolah berbunyi, spontan Vegis berlari menuju kelasnya, karena jam pertama pelajaran Pak Roni yang galaknya bukan main. Saat dia berlari, ia tak sengaja menabrak seseorang dan buku orang itu pun berantakan di lantai.
“Sorry banget, aku nggak sengaja”, sesalnya tanpa melihat orang yang aku tabrak.
“Oh, nggak apa-apa kok”, jawab orang itu singkat.
“Bener nih? Kalo begitu....”, ucap Vegis masih menunduk sambil merapikan buku.
“Maaf ya aku tinggal, aku ada ulangan”, lanjut Vegis sambil beranjak pergi. Tapi tiba-tiba ia berhenti dan tersenyum saat melihat orang itu.
“Kenapa? Katanya ada ulangan, kok masih di sini”, ucap laki-laki itu sambil memandang wajah Vegis.
“Oh, nggak ada ulangan kok. Biar ku bantu”, kata Vegis seraya merapikan buku laki-laki itu.
“Huh, nggak kebayang aku bisa melihat Axfal sedekat ini”, pikirnya sambil tersenyum melihat Axfal.
“Makasih”, ucap Axfal sambil memasukkan buku itu kedalam tas nya.
“Sama-sama”
Sesampainya di kelas, ternyata sudah ada Pak Roni menerangkan pelajaran Matematika. Vegis ternyata tak bisa menghindari amarahnya, ia hanya terdiam mendengarkan ocehan dan amarahnya. Tapi tak begitu lama, amarahnya pun mulai tak terdengar lagi, dan Vegis mulai duduk dengan tenang di samping Septa.
“Kamu kemana aja sih?”, tanyanya.
“Jam segini baru datang”, omel Frina.
“Kemarin kamu kan sudah aku ingatkan, Gis”, ucap Delfi.
“Iya...aku tau. Tadi aku sudah berangkat pagi tapi aku ketemu sama dia, jadi aku lupa deh sama pelajaran jam pertama”, kata Vegis seperti biasa kalau udah cerita soal idola barunya.
Teman-temannya hanya tersenyum geli melihat kelakuan Vegis yang nggak biasa seperti saat ia belum punya idola.
“Kamu ketemu sama dia?”, tanya Septa penasaran. Tapi sebelum Vegis menjawab, Pak Roni sudah marah-marah karena Vegis ngomong saja.
“Delfi, kerjakan soal berikutnya”, perintah Pak Roni menyuruh Delfi. Dengan tak sengaja Vegis melihat kaki Delfi memar dan bengkak.
“Sep, kenapa tuh kakinya?”, tanya Vegis sambil memandang ke arah kaki Delfi.
“Seperti biasa, ulah si keparat Putra itu”, jawab Septa pelan. Vegis hanya diam mendengar ucapan Septa karena Pak Roni sudah melototinya.
Waktu istirahat adalah waktu yang tepat untuk mengintrogasi Delfi soal kakinya yang bengkak. Seperti biasa dia hanya menjawab singkat soal hal itu, dan yang menyebalkan lagi di wajahnya tak ada dendam sama sekali.
“Pokoknya...siapa sih namanya?”, Vegis lupa nama cowok brengsek itu.
“Putra”, ucap Frina.
“Iya Putra, namanya repot sekali. Pokoknya si Putra harus dikasih pelajaran, biar tau rasa tuh anak”, kata Vegis dengan geram. Mendengar itu, Frina dan Septa menganggukkan kepalanya berarti setuju. Tapi Delfi menolak hal itu.
“Jangan gitu dong, nanti kalau ketahuan guru kalian kena sangsi lo”, ucap Delfi cemas memikirkan temannya.
“Kamu kok selalu gitu sih”, bantah Frina.
“Iya, kita kan dulu udah berjanji, selama di jalan yang benar, {temen kamu temen kita, musuh kamu musuh kita}”, jelas Vegis mengingatkan janji mereka 2 tahun lalu.
“Bener tuh, dulu aku juga di hajar mantan cewek pacar ku, kalian semua nolongin aku. Jadi sekarang kita mau bantuin kamu yang selalu dikerjain sama dia, si pecundang”, kata Frina.
“Atau jangan-jangan kamu emang yang mulai pertengkaran ini”, tambahnya. Delfi hanya menggeleng terdiam.
“Kalau begitu, kita cari dia”, ucap Septa sambil melangkah tapi Delfi mencegahnya. Teman-temannya bingung dan tak mengerti.
“Kumohon kali ini jangan lakuin itu, kalian masih ingat kan sama kejadian dua minggu lalu saat Vegis nggak masuk?”, terang Delfi dan frina menunduk terdiam.
“Emang ada apa?” tanya Vegis tak mengerti.
“Kemarin tuh Frina kena hukuman karena ketahuan bercekcok dengan si Putra itu. Frina di suruh berdiri dilapangan sampai pulang sekolahdan si Putra hanya di suruh membersihkan kelasnya doang”, terang delfi. Mendengar hal itu, semangat mereka jadi surut.
“Ok,,,kali ini dia selamat, tapi lain kali akan ku hajar dia”, ucap vegis dengan geram memikirkan ulah si Putra.
Dua hari setelah itu, terjadi kejadian yang sangat menegangkan. Di kelasnya Putra semua murid berwajah tegang, melihat adu mulut antara Putra dengan Delfi. Tak tahu kenapa tubuh dan baju Delfi basah kuyup. Wajahnya yang manis tampak memerah karena malu dan bercampur marah.
“Kamu nggak bosen-bosennya buat ulah”, bentaknya dengan memandang tajam ke arah Putra. Putra hanya mendengarkan dengan santai.
“Kenapa kamu salahin aku? Aku tak tahu apa-apa”, jawab putra tanpa mengubah nada suaranya.
“NGGAK MUNGKIN”, teriak Frina dari kejadian mendekati Delfi.
“Aku tahu pasti kamu yang atur semua, kamu dalang dari semua kejadian pagi ini. Aku kasih tahu agar kamu jangan bikin ulah sama Delfi atau,,,,,”
“Atau apa?”, bantah Putra
“Pikir sendiri”, kata Frina sambil mengajak temannya pergi dari kelas itu.
Beberapa menit kemudian Vegis datang dengan kaget saat melihat Delfi basah kuyup. Frina menceritakan semua kejadian pagi ini, bahwa saat Delfi masuk kelas, dia kejatuhan ember berisi air. Mendengar cerita itu Vegis sangat marah sekali. Tapi hal itu tak berlangsung lama karena Septa menambahkan kalau si Putra itu sudah di ancam.
Sepulang sekolah mereka menuju mall. Mereka sangat gembira karena banyak sale di beberapa produk. Tapi untuk mengejar barang-barang yang diinginkan, mereka harus berpencar. Frina dan Delfi mencari sepatu yang diidamkan selama ini. Septa lari ke tempat-tempat tas, sedangkan Vegis pergi menuju ketempat baju. Tapi saat ia sibuk mencari baju, dia melihat Axfal yang juga mencari baju.
“Uhh, kebetulan aku lihat dia”, ujarnya dengan tersenyum.
“Panggil Septa ah, soalnya dia kan ingin tahu cowok yang jadi idolaku”, pikirnya sambil memencet HP nya. Tak lama kemudian Septa sampai ditempat Vegis berada.
“Ada apa sih, pake’ SMS aku buat kemari?”, tanya Septa dengan kesal.
“Kamu telat sih, tadi itu ada cowok yang aku idolakan”, kata Vegis.
“Lalu mana sekarang?”
“Udah pergi”, ucap Vegis ketus.
“Eh, tadi kelihatan lebih ok lo dari biasanya”, ucap Vegis lagi, kali ini ia berkata sambil tersenyum. Sedangkan yang mendengarkan Cuma tersenyum kecil melihat kelakuan temannya.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Seperti biasa, pagi ini begitu cerah. Pelajaran demi pelajaran tak terasa sulit dan waktu istirahat pun tiba. Vegis dan teman-temannya sedang asyik baca buku. Mereka kalau sedang baca buku pastinya bisa dikatakan tak tahu waktu dan tempat. Pernah sekali saat itu Frida baca buku di bus saat berangkat sekolah. Sedang asyik-asyiknya baca dia nggak sadar kalau tempat sekolahnya sudah di lewatinya dan dia sadar saat dia sampai kurang lebih 100m dari sekolahnya.
“Ayo ke kantin dong”, ajak Delfi sambil menutup novelnya. Sedangkan yang lain masih membaca, mereka menjawab ajakan Delfi dengan menggelangkan kepala.
“Ayoooo dongggg, aku laper nih”, ucap Delfi.
“Kamu duluan aja, ntar kita nyusul”, jawab Septa smabil tak melepaskan pandangannya dari novel yang di baca.
“Bener lho!!”, Delfi beranjak keluar.
Beberapa menit kemudian Frina menutup bukunya dan memeasukkannya ke dalam tas merah jambu nya. Ia melirik ke dua temannya yang belum selesai baca. Ia tersenyum dan menarik buku temannya.
“Ke kantin yuk, baca nya dilanjutin ntar”, ucapnya riang.
“Okey,,,aku juga udah laper”, lanjut Vegis.
“Bentar dong, nanggung tinggal dikit nih”, kata Septa sambil merebut novelnya dari tangan Frina.
“Kasihan Delfi dong sendirian”, kata Frina dan Vegis langsung menarik paksa Septa ke kantin.
Setelah sampai di kantin, mereka tidak menemukan Delfi. Jadi, dengan terpaksa mereka makan tak satu meja dengannya.
“Kalian mendengarkan tugas dari Pak Joy tadi?”, tanya Septa memulai pembicaraan.
“Ya pasti dengarlah, emangnya ada apa?”, Frina balik tanya.
“Kita kan di suruh buat kliping tentang keadaan politik di Indonesia sekarang. Bagaimana kalau nanti malam ngerjainnya dirumah aku, sekalian nginap”, tawar Septa.
“Kamu tinggal d rumah sendirian takut ya!!”, ejek Vegis.
“Nggak, tapi,,,,,”, ucap Septa berhenti seketika dan pandangannya menuju sesuatu.
“Kamu lihat apa sih?”, tanya Frina sambil menghentikan makannya.
“Eh, itu kan.... Delfi sama.... Sama Putra sedang bertengkar”, ucap Septa. Mendengar itu vegis terkejut dan hampir saja makanan yang dimakan menyumbat tenggorokannya. Frina dan Septa sudah lari duluan dan Vegis menyusul setelah ia meneguk segelas jus di depannya.
Wajah Delfi udah nggak bisa di bayangin. Bajunya basah kuyup dengan siraman minuman yang ia pesan. Dan dengan sengaja Putra menumpahkan piring Delfi di depannya. Delfi hanya diam menghadapi hal itu, dia sudah tak bisa apa-apa. Dia merasa harga dirinya telah hilang.
“Woi, kamu apain tu temen kita”, bentak Septa dari kejauhan yang lari kearah mereka. Sedangkan Vegis masih jauh di belakang Septa.
“Cowok banci, beraninya sama cewek”, teriak Frina dan memberi satu pukulanke arah Putra, tapi dengan mudahnya  Putra menghalau pukulan itu. Tapi tiba-tiba Vegis datang dari belakang Putra dan langsung memanggil namanya dengan nada marah.
“PUTRAA,,,”, panggil Vegis sambil mempersiapkan pukulannya. Dan ketika Putra menoleh ke arah nya, spontan pukulan itu mengenai sasaran, tepat dimuka Putra. Tapi,,,,tiba-tiba Vegis terdiam, terkejut tak menyangka siapa yang barusan dia pukul adalah Axfal.
Ya, memang ternyata tak lain dan tak bukan ternyata Putra adalah Axfal. ia baru ingat bahwa nama lengkap Axfal adalah Axfal Saputra. Terlihat jelas di wajah Vegis, penyesalan yang amat dalam, tapi sadar bahwa di depannya ada teman-temannya, ia kembali ke mimik wajah yang semula. Ia tak mau teman-temannya tahu musuh mereka ternyata idolanya.
“Aku ingetin kamu, jangan sekali-kali kamu gangguin salah satu dari temen kita berempat dan orang lain juga”, bentak Vegis sambil berlalu bersama ketiga temannya. Sedangkan yang kena pukul diam dan pergi ketika sadar semua anak di kantin melihat dirinya.
“Kamu emang jagoan deh”, puji Frina dari tadi tak henti-henti.
“Ah, biasa aja”, jawab Septa.
“Siapa yang puji kamu?”, ucap Frina ketus.
“Aku itu puji Vegis bukan kamu tau?”
“Eh, sama aja kali. Iya kan Gis??”, tanya Septa tapi Vegis hanya diam dan menjawab dengan senyuman.
“Makasih ya Gis, kamu udah nolongin aku”, ucap Delfi dengan senyum cantik di wajahnya.
“Makasih juga buat kalian berdua yang udah nolongin aku. Aku senang sekali punya teman yang baik hati seperti kalian”
“Maafin aku ya Del, di depan kamu aku belain kamu, tapi,,,di hati ku sepertinya aku belain Axfal. Aku nggak percaya bahwa Axfal itu dalang dari semua yang terjadi. Kenapa sih idolaku, orang yang aku kagumi harus jadi musuh kamu??”, pikir Vegis sambil menatap Delfi.
“Woi,,,”, Septa membuyarkan lamunan Vegis.
“Gimana Gis?”, tanya dia.
“Gimana apanya?”, tanya Vegis tak mengerti.
“ Kamu melamunnya,,”, tanya Frina.
“Udah deh, aku ulangin tapi dikit aja”, kata Septa dengan wajah malas.
“Nanti malam jadi kerumah aku buat ngerjain tugas dari Pak Joy?”, ulangnya.
“Maaf, kayaknya aku nggak bisa tuh”, kata Vegis.
“Kenapa?”, tanya Delfi yang dari tadi diam.
“Rencananya nanti malam orang tua ku kesini”, ucap Vegis yang berbohong.
“Maafin aku, bukan maksud ku untuk berbohong kepada kalian, tapi,,,,aku masih nggak bisa nenangin hati ku soal Axfal”, ucapnya dalam hati.
“It’s okey, no problem”, jawab Septa dengan nada kecewa yang ditutupi dengan senyuman.
Tak berapa lama kemudian, bel tanda pulang telah terdengar. Mereka keluar bersama-sama, kecuali Vegis. Vegis keluar duluan karena ketiga temannya sedang menunggu Putra alias Axfal keluar untuk diancam agar tidak berbuat macam-macam lagi.
“Kamu nggak nungguin Putra buat di hajar?”, tanya Septa semangat.
“Atau kamu nggak nungguin idola kamu itu?”, tanya Frina.
“Maaf aku banyak urusan”, tolak Vegis dengan santai.
“Lagian aku mau belanja buat nyambut orang tua ku”, katanya sambil berlalu.
“Tumben Vegis diam kayak gitu, padahal kan dia anak nya periang”, ucap Delfi.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Diperjalanan pulang, Vegis begitu terlihat sedih memikirkan persoalan yang ia hadapi. Di lain pihak dia harus membela Delfi, sedangkan di sisi lain ia tak berdaya dan tak kuasa memaki-maki Axfal, lelaki yang di idolakan.
“Aduh, gimana sih kok jadi kayak gini, kenapa sih dulu aku ucapin janji itu? Kalau udah kayak gini ribet deh urusannya”, pikirnya dan tiba-tiba dibelakang ada motor sedang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyerempetnya. Kepala Vegis terbentur batu dan berdarah, serta tangan dan kakinya luka karena kena motor. Si pengendara motor pun berhenti dan menghampirinya. Vegis terjatuh dan kesakitan sambil memegang kepalanya yang mengeluarkan darah.
“Maafin aku, aku nggak sengaja”, pinta si pengendara motor itu dan dia langsung kaget setelah memandang wajah orang yang ditabrak. Begitu juga dengan Vegis.
“STOPPPP,,, jangan salah sangka dulu, aku nggak bermaksud untuk menabrak kamu. Sungguh”, ucap Axfal si pengendara itu meyakinkan Vegis, tapi Vegis seperti lupa akan perasaannya dengan lelaki di depannya.
“Kamu,, kamu sengaja kan. Kamu balas dendam ke aku atas perbuatan ku kemarin?”, ucapnya dengan memandang orang dihadapannya seperti mangsa.
“Bener, aku nggak sengaja. Masak aku selicik itu sih? Lagian kalau aku mau lakuin itu, aku nggak akan minta berhenti dan minta maaf sama kamu, dan aku pasti sudah ada dirumah dan sembunyi”, ucap Axfal meyakinkan Vegis bahwa dia benar-benar tidak sengaja nabrak dia. Tapi Vegis seakan tak percaya dengan ucapannya. Lalu dia menambahkan “Gini aja, sebagai permintaan maafku, aku akan obatin kamu pakai  tangan aku sendiri, gimana? Oia orang yang nggak merasa bersalah jika ingin nama baiknya tidak tercoreng, dia akan obatin orang yang dia tabrak dengan uangnya, tapi aku nggak seperti itu,okey,,,”,
Tak berapa lama kemudian, Vegis sudah ada di dalam kamar Axfal. Rumah itu sangatlah sepi, tapi kesepian itu tak ada dalam hati Vegis. Dia sangat senang sekali karena dia bisa datang kerumah Axfal sebagai ratu yang sangat istimewa.
“Mau minum apa?”, tanya Axfal sambil membuka laci tempat obat-obatan dan menaruh obat itu di meja kecil.
“Terserah deh”, jawab Vegis sambil tersenyum. Sepertinya kejadian yang tadi sudah di anggap nggak ada. Tak berapa kemudian Axfal datang dengan membawa dua gelas minuman.
“Di minum ya”, tawarnya sambil ia meneguk minuman serta mengambil kotak P3K.
“Orang tua kamu kemana?”, tanya Vegis sambil menatap Axfal sedang mengeluarkan obat dari kotak P3K.
“Mereka ada urusan di luar kota, jadi aku di rumah tinggal dengan tante ku yang menginap seminggu disini”, jawabnya sambil berhenti mengeluarkan obat.
“Ada apa kok diem dan ngliatin aku kayak gitu?”, tanya Vegis lagi.
“Maaf ya, aku obatin dulu di dahi kamu, bolehkan?”, Axfal balik tanya.
Tanpa adanya jawaban dari Vegis, dia langsung mengobati luka nya satu persatu.
“Aku nggak nyangka bisa sedekat ini dengan dia”, pikir Vegis saat Axfal mengobati dahi Vegis. Vegis menatap wajah Axfal dengan senyum yang mengembang.
“Kenapa senyum-senyum?”, tanya Axfal penasaran setelah ngobatin.
“Nggak apa-apa kok. Eh, pipi kamu biru-biru karna ulah ku ya? Maaf ya”, pinta Vegis sebab dia udah pukul pipi Axfal dengan keras saat istirahat tadi.
“Nggak apa-apa kok, udah mendingan. Emang, aku pikir aku salah udah gangguin temen kamu itu”, sesal Axfal.
“Eh,,aku punya saran, kamu kalo naik motor pelan-pelan dong”, canda Vegis, sedangkan yang mendengarkan hanya tersenyum.
“Maaf ya. Aku mau ganti baju di kamar sebelah dulu, sendirian nggak papa kan?”, tanya Axfal plus pamitnya.
Setelah Axfal keluar dari kamar, Vegis mulai melihat-lihat isi kamar Axfal dengan seksama. Dindingnya berwarna putih dengan dihiasi foto-foto Axfal dan keluarganya, serta poster-poster Band luar negri dan tak ketinggalan juga tulisan-tulisan mancanegara. Tapi mata Vegis terpana melihat buku bersampul biru tergelatak di samping Tv yang ada di meja berukuran 10m x 5m. Buku itu setebal 10cm. Tanpa dia sadar, dia sudah membolak-balik halaman buku itu tanpa membacanya. Tapi tangannya terhenti ketika di tengah-tengah buku itu terdapat secarik kertas berisi sebuah tulisan. Kertas itu seperti foto, dengan penasaran ia pun membacanya.
            Gadis yang manis dan cantik telah memikat hati ini. Membawa aku dalam buaian kasih sayangmu. Membuat gelisah setiap malamku bila ku tatap matamu. Dirimu bagaikan menyihirku dalam alunan lagu nan merdu. Bila ku berjumpadengan mu, tak ingin perpisahan terjadi. Dirimu bagai bidadari dalam hidupku. Tapi aku terlalu bodoh tatkala di hadapanmu. Sorot matamu telah mampu meluluhkan hatiku. Aku sangat dan seribu sangat sayang kamu.
Axfal Saputra
Selesai membaca tulisan itu, Vegis tak sadar kalau dia hendak membalik kertas itu. Dan,,,,Vegis seperti mendengar petir dilangit yang cerah saat melihat wajah di balik kertas itu. Dia lemas dan tak berdaya melihat orang yang dia kenal berada di foto itu.
“DELFI”, ucapnya tak sadarkan . dan tiba-tiba Axfal masuk, dia begitu terkejut melihat foto itu berada di tangan Vegis.
“Kamu lancang”, bentak Axfal sambil merebut foto Delfi.
“Maaf”, ucap Vegis sambil menutupi kesedihannya, air matanya hampir menetes.
“Udah lupakan saja. Mungkin saat ini, waktu yang tepat buat aku berterus terang”, ucap Axfal tanpa sedikitpun raut wajah yang marah.
“Aku memang diam-diamsuka sama Delfi”, terang Axfal. Dan Vegis tak sadar kalau air matanya mengalir membasahi pipinya, spontan ia menghapus air matanya tanpa sepengetahuan Axfal.
“Aku sudah sejak pertama kali ketemu dia, aku kagum sama dia. Dia baik hati, sabar, cantik, anggun, dan tentunya dia tak begitu suka dengan sikap-sikap para guru yang otoriter. Itu sifat yang sama sepertiku, yang sangat menentang otoriter”, lanjutnya.
“Aku juga otoriter, jadi Delfi juga benci sama aku?”, kata Vegis seperti bertanya pada dirinya sendiri.
“Nggak lah, kamu itu nggak otoriter. Sebenarnya kamu itu Cuma keras kepala”, jawab Axfal dengan senyuman.
“Gini, boleh nggak aku deket sama Delfi, temen kamu itu?”, tanya dia. Mendengar itu Vegis hanya menganggukkan kepala.
“Tapi, aku kalau deket sama dia tuh jadi salah tingkah, bisa-bisa berantem lagi. Gimana dong caranya?”, tanya dia lagi.
Vegis mengerti apa yang di maksudkan oleh Axfal. Axfal minta dengan halus agar dia jadi Mak Comblang antara Delfi ama Axfal. Sebenarnya berat sih ngelepasin Axfal buat Delfi, apalagi....bantu Axfal.
“Aku pulang, udah sore”, pamit Vegis.
“Hati-hati, mau aku anterin?”, tawar Axfal.
“Nggak usah,, daagghh,,,”, kata Vegis sambil keluar gerbang. Dari kejauhan dia masih bisa mendengar ucapan Axfal, “jangan lupa rencana besok,,,”.
“Mengapa semuanya jadi kayak gini? Apa mungkin aku bisa kuat melihat Axfal jalan ama Delfi? Semoga aja aku bisa kuat”, pikir Vegis ketika sampai dalam kamarnya. Dia membantingkan tubuhnya di atas bed dan memegang luka di dahinya.
“Hari ini, hari yang indah dan menyakitkan”, ucapnya dan beberapa detik kemudian dia terlelap dalam kesedihannya.

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

“Ada apa sih kamu ajak aku kesini?”, tanya Delfi penasaran. Ia melihat sekitarnya banyak orang yang duduk berdua-duaan di dalam restauran “CINLA SAUGAR” milik seorang pejabat ternama.
“Tumben kamu Cuma ajak aku doang, biasanya rame-rame”, ucap Delfi tetap aja nyelonong.
“Ya, nikmatin aja”, ucap Vegis tanpa ekspresi.
“Kamu dari tadi pagi aneh banget, udah ah, pulang yuk”, ajaknya.
Ketika Vegis melihat seseorang telah duduk di dekat pintu, ia mulai menyusun kata-kata buat meyakinkan temannya.
“Gini Del, sebenarnya aku ajak kamu kesini karena aku mau kasih tau sesuatu ke kamu”, kata Vegis memulai pembicaraan.
“Serius banget sepertinya, santai dong”, kata Delfi yang kini makin jadi periang sedangkan Vegis makin hari makin pendiam.
“Aku tak tau harus memulai dari mana, tapi yang perlu kau tau adalah,,,,sebenarnya musuh kamu itu,,,,”, dengan panjang lebar Vegis menjelaskan setiap apa yang di ucapkan Axfal alias Putra.
“Jadi, Putra itu nggak 100% berniat usil ama aku, tapi sebaliknya dia suka sama aku?”, tanya Delfi dengan tak percaya.
“Kurang lebihnya begitu”, ucap Putra dari belakang Delfi.
“Benar apa yang di katakan oleh Vegis. Aku memang ingin lebih kenal kamu”, lanjutnya sambil di antara Vegis dan Delfi. Dia mengembangkan senyum yang paling manis yang belum pernah Vegis lihat. Melihat hal itu, Vegis tak tahan menahan air matanya, dengan spontan dia pamit pulang. Dari kejauhan dia melihat temannya bercanda ria dengan idolanya dengan penuh mesra. Sepertinya mereka sudah merasa cocok.
Tiga hari Vegis menahan cemburu di hatinya. Dia tak ingin seorangpun tahu apa yang dia rasakan saat ini. Setelah kejadian itu, antara diri Delfi dan Vegis berubah 180 derajat. Dulu Delfi yang pendiam kini setelah kehadiran Axfal alias Putra dalam kehidupannya membuatnya jadi periang dan begitu juga sebaliknya, dulu hari-hari Vegis selalu riang, kini berubah jadi pendiam total. Jarang ke kantin, jarang kumpul bareng. Semua kejadian itu memunculkan tanda tanya di hati teman-temannya.
“Kamu kenapa sih, kok jadi pendiam?”, tanya Septa sambil duduk di samping Vegis. Yang di tanya tak berkutik dari novelnya, dia hanya menggelengkan kepala. Tak lama kemudian, Delfi dan Frina datang membawa makanan ringan.
“Nih, buat kamu. Tadi aku dan Frina ke kantin duluan”, kata Delfi.
“Hai, lagi ngapain kalian?”, tanya Putra yang muncul dari pintu.
“Hai Putra, kapan kamu ada di situ?”, Delfi langsung respon Putra. Sedangkan Vegis tak menoleh sedikitpun untuk melihat Putra yang makin mendekati kerumunannya.
“Judulnya apa tuh Gis?”, tanya dia setelah sampai di depan Vegis.
“Cinta Tak Sampai”, jawab Vegis singkat.
“Sepertinya bagus tuh”, ucapnya lagi.
“Biasa aja”
“Eh, Gis. Gimana kabar idola kamu itu? Kasih tau dong ke kita”, ucap Delfi mencari tema yang asyik buat ngobrol dengan Vegis. Maklumlah Vegis kini jarang bicara. Mungkin tema ini baik dan menarik baginya.
“Aku udah lupa sama idolaku, mungkin bisa dikatakan aku udah tak peduli”, ucap Vegis dan beranjak pergi.
“Aku pergi dulu ya,,”, lanjutnya, dan dia menghilang di balik pintu.
“Gis, maaf bukan maksud ku begitu”, teriak Delfi sambil mengejarnya.
“Udah, sikap dia memang aneh akhir-akhir ini”, kata Frina.
Beberapa hari kemudian Vegis sering tak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas. Di rumahnya di cari tapi pintunya terkunci. Cuma kadang-kadang dia seharian diam saja di kelas. Kejadian ini tak terasa udah seminggu. Sampai pada suatu hari, saat itu teman-temannya  Vegis datang kerumah karena Vegis hari ini nggak masuk, bahkan kemarin dia juga nggak masuk tanpa izin. Teman-temannya sepakat datang kerumah Vegis.
“Vegis, kita semua datang”, ucap Septa menelonong masuk rumah seperti biasanya. Tapi mereka tiba-tiba terkejut sebab yang keluar dari kamar bukan lah Vegis, tapi orang lain.
“Anda siapa?”, tanya Delfi geram.
“Pastinya Anda bukan orang tua Vegis kan?”, lanjut Septa.
“Memang saya bukan orang tua Vegis, tapi saya Mya. Lebih lengkapnya tante Mya, tantenya Vegis”, jelas wanita muda berparas cantik.
“Kalau begitu, maaf tante kami langsung nyelonong masuk”, pinta Putra.
“Nggak apa-apa kok. Kalian pasti temannya Vegis kan?”, tebak tante Mya.
“Iya tante. Vegis nya ada?”, tanya Frina.
“Kalian nggak tau kalau Vegis udah ikut orang tuanya keluar kota. Dan dia kan udah pindah sekolah baru di sana”, ucap tante Mya.
“Apa???”, kata empat teman Vegis tak percaya.
“Apa Vegis ninggalin pesan?”
“Oh iya, Vegis titip ini buat kalian”, kata tante itu sambil mengambil sesuatu dari laci.
“Ini surat buat kalian”
Frina mengambil surat itu dan membacanya, isinya singkat.
“Maafin aku, bila aku nggak minta izin ke kalian kalau aku akan pergi. Aku minta maaf atas kesalahanku selama ini. Kalian boleh membenciku, tapi kalian tak akan bisa mengobati sakit hatiku. Mungkin kalian bertanya-tanya apa penyebab sakit hatiku, sehingga aku pergi dari kalian. Pertanyaan itu akan aku jawab, saat aku bisa melupakan orang yang aku sayangi, tapi itu tak akan mungkin. Dan saat Delfi dan Axfal Saputra mengucapkan ikrar untuk selalu bersama, aku akan menghapus kesedihan ini.”
Semua teman-teman Vegis hanya saling berpandangan tak ada satupun dari mereka yang mengerti isi surat itu. Setahun kemudian Vegis mengirimkan kartu ucapan selamat atas pertunangan Delfi dan Axfal Saputra.

FADILAH SHALAT TARAWIH

FADILAH SHALAT TARAWIH


Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib beliau berkata :
Para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Fadilah / hikmah / syafa'at / ganjaran shalat sunah tharawih dibulan Ramadhan, Nabi SAW bersabda :
  1. Siapa yang shalat tharawih di malam pertama ( 1 ), maka diampuni dosa-dosanya seperti ia baru dilahirkan oleh ibunya.
  2. Shalat Tharawih di malam ke-2 : Orang itu pasti akan mendapatkan ampunan dari Allah dan juga Ibu-Bapaknya yang beriman.
  3. Shalat Tharawih di malam ke-3 : Malaikat berseru dari bawah Aras ; Hai hamba Allah lanjutkan pekerjaanmu (Melaksanakan Shalat Tarawih). Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu
  4. Shalat Tharawih di malam ke-4 : Ia akan mendapatkan ganjaran pahala seakan-akan ia membaca kitab Taurat, Zabur dan Al-Quranul Karim.
  5. Shalat Tharawih di malam ke-5 : Allah memberikan ganjaran seperti orang yang shalat di Masjidil Haram (Mekah), Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Aqso (palestina).
  6. Shalat Tharawih di malam ke-6 : Allah memberikan ganjaran pahala sebanyak Malikat yang Thawaf di Baitul Ma'mur dan memohon ampunan untuknya.
  7. Shalat Tharawih di malam ke-7 : Seakan-akan ia bersama-sama Nabi Musa As berjuang dan menolongnya untuk menaklukan kezdoliman Fir'aun dan Haman
  8. Shalat Tharawih di malam ke-8 : Allah memberikan karunia seperti Allah memberikan karunia kepada Nabi Ibrahim As.
  9. Shalat Tharawih di malam ke-9 : Seakan-akan ia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya Nabi Muhammad SAW.
  10. Shalat Tharawih di malam ke-10 : Allah memberikan kepadanya kebaikan Dunia dan Akhirat.
  11. Shalat Tharawih di malam ke-11 : Apabila Ia (kita) meninggal dunia maka kita dalam keadaan (Husnul Khotimah) bersih dari dosa, sepertibaru dilahirkan ibunya.
  12. Shalat Tharawih di malam ke-12 : Pada hari Kiamat, kita (ia) akan menghadap Allah dengan wajah seperti Bulan Purnama.
  13. Shalat Tharawih di malam ke-13 : Ia akan berada pada hari Kiamat, terbebas dari semua keburukan / kesalahan-kesalahan.
  14. Shalat Tharawih di malam ke-14 : Datanglah para Malaikat, mereka menyaksikan bahwa orang ini telah shalat thrawih satu bulan penuh dan Allah akan menghisabnya (Dengan mendapatkan kemudahan).
  15. Shalat Tharawih di malam ke-15 : Seluruh Malaikat, juga Malaikat Aras dan Kursi selalu memohon untuknya Rahmat dan Ampunan.
  16. Shalat Tharawih di malam ke-16 : Allah mencatat untuknya bebas dari api Neraka dan di perkenankan ia masuk surga.
  17. Shalat Tharawih di malam ke-17 : Ia akan diberi ganjaran pahala seperti pahala para Nabi.
  18. Shalat Tharawih di malam ke-18 : Para Malaikat memangil (berseru-seru) : Hai hamba Allah, Sesungguhnya Allah Ridho kepadamu juga kepada Ibu dan Bapak mu.
  19. Shalat Tharawih di malam ke-19 : Allah akan mengangkat / Menaikan derajatmu di dalam Surga Firdaus.
  20. Shalat Tharawih di malam ke-20 : Allah akan memberimu pahala seperti para Syuhada (pejuang) dan Solihin orang-orang (Shalih).
  21. Shalat Tharawih di malam ke-21 : Allah akan membangun sebuah istana di surga untukmu dari Nur (Cahaya yang terang benderang)
  22. Shalat Tharawih di malam ke-22 : Pada hari Kiamat kita akan menghadap Allah dalam keadaan tenang, tidak ada rasa takut, gentar ataupun Resah (Panik).
  23. Shalat Tharawih di malam ke-23 : Allah mendirikan untuknya sebuah kota di dalam Surga.
  24. Shalat Tharawih di malam ke-24 : Ia akan mendapatkan 24 permohonan / diterima Allah SWT.
  25. Shalat Tharawih di malam ke-25 : Allah akan mengangkat / Melepaskan ia dari azab kubur.
  26. Shalat Tharawih di malam ke-26 : Allah akan menerimanya dan ganjaran dari padanya Ibadah selama 40 tahun.
  27. Shalat Tharawih di malam ke-27 : Ia akan diberi kemudahan untuk melintas / menyebrangi lautan api seperti secepat kilat yang menyambar.
  28. Shalat Tharawih di malam ke-28 : Allah memberikan kepadanya 1000 derajat dalam Surga.
  29. Shalat Tharawih di malam ke-29 : Allah memberikan kepadanya ganjaran 1000 ibadah haji yang mabrur (diridhoi Allah).
  30. Shalat Tharawih di malam ke-30 : Allah berkata ; Hai hamba-hambaku makanlah Buah-buahan dari surga dan mandilah dengan air Salsabil juga minumlah air Kautsar, Saya Tuhanmu dan Engkau Hambaku yang sholeh.


MANFAAT GERAKAN SHALAT

MANFAAT GERAKAN SHALAT


1.      TAKBIRATUL IHRAM
Postur : Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perutatau dada bagian bawah.
Manfaat : Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

2.      RUKUK
Postur : Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat : Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan  prostat.

3.      I’TIDAL
Postur : Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat : I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

4.      SUJUD
Postur : Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat : Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya diotak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

5.      UDUK
Postur : Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat : Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf Nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

6.      SALAM
Gerakan : Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat : Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.